Jalan-Jalan Pagi Menikmati Asrinya Pemandangan Kidul Ngerang

 Jalan-Jalan Pagi Menikmati Asrinya Pemandangan Kidul Ngerang


Di tempat tinggalku berada, di dukuh Ngerang Desa Tambakromo Kabupaten Pati. Diberikan oleh Tuhan anugerah pemandangan yang menurutku begitu indah. Sang pencipta menghamparkan ciptaanya yang begitu mententramkan hati. Tepat di selatan desaku itu, kami para warga bisa melihat hamparan pegunungan kendeng yang berderet dari timur hingga barat. Disertai hamparan persawahan yang kini berhias padi yang mulai menguning. Lalu berjejer pula hutan-hutan jati milik rakyat yang berjajar rapi memberikan kesejukan. Sebuah kawasan alam indah yang diperjuangkan penduduk agar tak jadi didirikan sebuah pabrik semen. Sayang jika pemandangan seindah ini tidak dinikmati anak cucuku selanjutnya.

Pagi itu, kuajak jalan-jalan istriku menikmati suasana pagi di selatan desaku. Jalan yang masih nampak sunyi mendamaikan sekitar pukul lima pagi. Berjalan kaki, ia nampak sedikit menahan dinginnya udara pagi itu. Mendekapnya tentu tidak apa, karena memang ia adalah istriku. Namun rasanya tidak pas waktunya jika kumendekapnya sambil jalan-jalan. Mulai terlihat aktifitas penduduk desaku, di mulai dengan para ibu-ibu yang menyapu dedaunan di depan rumah mereka. Dengan sedikit remang-remang sinar matahari yang masih malu-malu di ufuk timur. Kemudian terlihat pula para warga yang sedang berjalan ke warung-warung untuk membeli nasi untuk sarapan pagi.

Aku lewati masjid di ujung selatan desaku yang berdiri dengan megahnya. Di selatan desaku terdapat jalan beraspal yang menjadi lalu lintas untuk pergi ke sawah, ataupun sebagai akses utama menuju Makam Nyai Ageng Ngerang. Makam seorang wali yang sangat dihormati di desa kami. 

Jalan-Jalan Pagi Menikmati Asrinya Pemandangan Kidul Ngerang


Tak kusangka, di balik kegelapan pagi yang masih remang-remang. Kami melihat beberapa ibu-ibu yang mengajak anak-anaknya jalan-jalan disana. Ternyata bukan kami berdua yang paling awal, sudah ada orang lain yang menikmati pemandangan indah ini. Seiring tapak kaki yang terus berjalan, nampak hamparan perkebunan tebu yang menghijau seolah melambaikan daun-daunnya yang panjang. Terlihat bulir-bulir padi yang menguning menunduk, yang daun-daunnya basah oleh butiran embun.

Kabut-kabut tipis berwarna putih masih terlihat di sepanjang jalan, menandakan udara yang masih begitu sejuk. Aku lihat istriku, ia nampak begitu ceria sekali. Nampak di wajahnya sebuah ketakjuban dan rasa damai ketika melihat segenap pemandangan yang ada. Aku pun turut bahagia rasanya, serta aku rasakan sebuah kedamaian dan kesenangan tersendiri. Tat kala aku menatapnya, tak terbayang rasa damai yang mulai menyeruak di hati. Aku sempat terlamun, "Ya Allah, rasa apa yang aku rasakan ini. Mengapa begitu seromantis dan sebahagia ini."

Tak berselang lama, di balik kabut-kabut tipis itu. Terdengar suara "Duar, duar, duar!!!". Ternyata sudah ada banyak anak seusia SD yang bermain petasan di jalan persawahan. Mereka nampak riang sekali, berlarian sambil menyalakan petasan yang mereka bawa. Hingga beberapa kali setelah suara petasan terdengar meledak pelan, sebuah kepulan asap kecil menghiasi udara yang masih terselimuti kabut. Aku jadi terbayang masih kecilku dahulu, aku pun pernah seperti demikian. Aku pun berpapasan dengan mereka, mereka menyapa dengan riang khas anak pedesaan yang ramah. Di antara mereka ternyata adalah murid-muridku sendiri.

Saat matahari  mulai menampakkan sinar yang semakin terang, mulai banyak lagi orang-orang yang berolahraga pagi di jalan ini. Dari yang berjalan kaki, bersepeda. Dari yang berdua dengan pasangan, anak-anak yang berombongan, serta para orang tua yang sedang mendorong anaknya di kereta dorong. Beriring pula para petani yang mulai pergi ke sawah dengan pakaian dan alat-alat khas mereka. Dari cangkul, caping, hingga semprotan hama.

Jalan-Jalan Pagi Menikmati Asrinya Pemandangan Kidul Ngerang


Aku ajak duduk istriku, kuajak dia berhenti sambil menikmati pemandangan dengan lebih rileks. Seraya beristirahat, ia melihat pemandangan indah yang terhampar itu. Dilihatnya padi yang terbasahi embun, gunung-gunung yang berjejer rapi, anak-anak yang masih berlarian, serta sinar matahari yang mulai menyapa kami. Tak luput pula jejeran rumput yang sedang berbunga, rumput kecil di sepanjang pinggir jalan. Berwarna putih, berukuran kecil-kecil.

"Mas, bunganya indah sekali." Ungkapnya.
"Bunganya memang indah, namun lebih indah dirimu." Kutimpali ia dengan gombalan beriring senyum candaku. Ia pun nampak tersenyum malu-malu.

Mungkin hal sederhana seperti inilah yang bisa kita lakukan bersama keluarga kita. Mengajaknya untuk sekadar jalan-jalan pagi. Tak perlu jauh-jauh, karena memang di sekitar kita sendiri banyak sekali tempat untuk melepaskan segala penat yang ada. Serta seperti inilah indahnya alam di tempat tinggalku, semoga memang tetap lestari. Hingga anak cucu bisa tetap menikmatinya, tak dirusak hanya demi segelintir keinginan untuk meraih keuntungan materi.





0 Response to "Jalan-Jalan Pagi Menikmati Asrinya Pemandangan Kidul Ngerang"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.