Pengalaman Menjadi Mahasiswa Bidikmisi

Pengalaman Menjadi Mahasiswa Bidikmi
Image : Ikatan Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ekonomi Unnes

Kali ini saya ingin berbagai pengalaman sebagai mahasiswa bidikmisi. Sebagai seorang mahasiswa bidikmisi, saya ingin berbagi sedikit kisah atau cerita sebagai mahasiswa bidikmisi. Mungkin banyak yang ingin tahu bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa bidikmisi itu seperti apa. Suka dukanya seperti apa, hingga mungkin yang paling menjadi penasaran adalah bagaimana menjalani perkuliahan sebagai mehasiswa bidikmisi itu sendiri. Semoga cerita ini bisa menjadi referensi dan informasi bagi teman-teman atau adik-adik yang ingin kuliah dengan mengejar beasiswa bidikmisi.

Saya sendiri adalah seorang mahasiswa bidikmisi angkatan pertama, yaitu angkatan 2010. Saya adalah angkatan yang paling awal menjajal bagaimana rasanya menjadi mahasiswa bidikmisi. Tentunya sekarang saya sudah lulus. Saya dari awal kuliah hingga lulus, alhamdulillah masih mendapatkan beasiswa bidikmisi. Jadi saya sedikit banyak paham bagaimana merasakan perasaan sebagai mahasiswa bidikmisi dari masuk pertama kali hingga di wisuda. Saya juga aktif dalam kepengurusan organisasi bidikmisi di kampus saya, jadi sedikit banyak juga mencoba memahami apa yang dirasakan oleh teman-teman seangkatan saya sendiri.

Momen ketika awal masuk :
Saya adalah mahasiswa di kampus Universitas negeri Semarang. Salah satu perguruan tinggi favorit di Jawa Tengah, bahkan mungkin di Indonesia. Hingga memang untuk bisa masuk kesini, saya harus bersaing dengan banyak siswa lainnya. Saya pun beberapa kali gagal dalam seleksi, hingga akhirnya keterima lewat jalur SBMPTN. Ketika awal-awal masuk kuliah, kami sebagai mahasiswa bidikmisi tidak dibedakan dari mahasiswa yang lain. Semuanya memang terlihat sama sebagai mahasiswa baru. Tidak ada pelabelan khusus saya sebagai mahasiswa bidikmisi. Mungkin hal ini agar tidak ada kesenjangan yang terjadi antar semua mahasiswa. Saya pun mendapat fasilitas yang sama seperti mahasiswa yang lainnya. Perbedaannya mungkin dari segi segala pembiayaan di awal kuliah. Semuanya memang digratiskan dan dicover oleh beasiswa bidikmisi. Kecuali hal-hal yang memang bersifat pribadi, seperti buku-buku perkuliahan.

Di awal masuk ini, kami pun dapat berbaur dengan mahasiswa yang lainnya. Tanpa terlihat kesenjangan yang berarti. Walau mungkin dari segi penampilan dan gaya dari mahasiswa lain tetap saja ada sedikit yang bisa dibedakan. Namun itu bukan masalah, itu wajar saja. Di kala waktu program pengenalan akademik, atau biasa disebut ospek. Semua mahasiswa bidikmisi dan tidak bisa berbaur dengan baik. Kami bisa menjalaninya dengan baik pula.

Pembinaan di awal masuk :
Setelah ospek berlangsung dan selesai, kemudian selang beberapa hari kami memang mendapatkan pembinaan khusus. Hal ini tentunya membuat para mahasiswa bidikmisi menjadi tenang dan senang. Karena menadapatkan berbagai macam pengetahuan, arahan serta mengetahui hak dan kewajiban kami sebagai mahasiswa bidikmisi. Di kegiatan ini pula kami bisa mengenal para mahasiswa bidikmisi lainnya, kami bisa saling bertukar informasi. Mungkin sebelumnya kami tidak saling kenal dan saling tahu, bahwa kami-kami ini ternyata sama-sama penerima bidikmisi.

Biaya hidup perbulan :
Menjadi mahasiswa bidikmisi, kami mendapatkan sejumlah uang untuk dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di kampus saya sendiri, uang itu diberikan sebulan sekali (Pada masa saya). Biaya untuk kehidupan sehari-hari itu biasa disebut dengan living cost. Jumlahnya sebesar Rp. 600.000,- di kampus saya. Biaya tersebut bagi saya sendiri sudah cukup, bahkan saya masih bisa menabungnya untuk keperluan yang lain. Hingga saya tidak meminta jatah bulanan dari rumah. Namun memang semua itu tergantung dari indeks harga kebutuhan pokok dari setiap daerah. Tentunya semua daerah berbeda dalam menilai besaran uang Rp. 600.000, - itu. Setiap kampus pun sudah menghitung berapa besaran uang yang bisa diterima setiap mahasiswa setiap bulannya dengan memperhitungkan tingkatan harga kebutuhan sehari-hari di daerah tersebut. Maka dari itu, banyak dari teman saya yang nyambi untuk bekerja. Untuk bisa menambah atau menutupi kekurangan yang ada. Termasuk saya sendiri.

Kewajiban sebagai Mahasiswa Bidikmisi :
Di awal masuk seperti yang saya ceritakan di atas, ada sebuah acara khusus bagi mahasiswa bidikmisi untuk diberikan pengarahan. Di dalamnya kami pun dijelaskan tentang beberapa kewajiban yang harus kami lakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. IPK > = 3,0
2. Lulus tepat waktu (3 tahun untuk D3 dan 4 tahun untuk S1)
3. Berperilaku sesuai dengan etika mahasiswa Unnes
4. Menghadiri seluruh kegiatan yang diwajibkan sekurang-kurangnya 75% dari total kegiatan dalam satu semester.
5. Sanggup tidak menikah selama mendapatkan beasiswa.
6. Membuat proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) sekurang-kurangnya  satu judul dalam setahun dan sebagai ketua.
7. Mengikuti kegiatan rutin (setiap pekan) dalam rangka peningkatan soft skill mahasiswa.
8. Aktif dan menjadi pengurus lembaga kemahasiswaan  ditingkat Jurusan atau Fakultas atau Universitas.

Kedelapan poin di atas kami ketahuai dalam sebuah surat kontrak yang diberikan kepada kami, yang biasa kami kenal dengan surat kontrak mahasiswa bidikmisi. Namanya memang cukup seram, namun tidak seseram itu juga. Nyatanya saya dan teman-teman dapat menjalankannya dengan baik dan enjoy saja. Iya, saya juga pernah menuliskan tentang cukup panjang tentang delapan poin kontrak tersebut. Jika ingin mengetahui lebih lengkap tentang hal itu, maka sobat bisa membaca postingan yang ini : "Delapan poin kontrak, Catatan Mahasiswa Bidikmisi Ke-3."

Terkait berbagai kewajiban bagi mahasiswa bidikmisi :
Dari delapan poin kontrak diatas, mungkin setiap kampus mempunyai bahasa dan kategori aturannya sendiri-sendiri. Tidak semuanya seperti di atas. Namun mungkin kurang lebih akan sama. Dari semua poin di atas sebenarnya adalah hal yang wajar saja. Mungkin di awal memang rasanya menakutkan, kenapa banyak sekali tuntutan kewajiban yang harus kami jalankan. Namun setelah dijalani ternyata hal itu wajar-wajar saja. Ternyata tidak semenyeramkan yang saya bayangkan. 

Mungkin di awal itu rasanya takut, jika nanti tidak bisa menjalankan itu semua. Takut jika tiba-tiba beasiswa bidikmisi yang diterima bisa dicabut. Lalu jika dicabut akan kuliah dengan seperti apa. Bagaimana membiayainya, bagaimana bisa melanjutkannya. Mungkin seperti itulah yang terbayangkan. Rasa takut dan khawatir itu biasa adanya. Namanya juga manusia, namanya juga mahasiswa baru, namanya juga bidikmisi baru. Namun rasa takut itu ternyata bisa membuat diri kita menjadi lebih semangat. Semangat agar jangan sampai kesempatan menjadi mahasiswa bidikmisi ini kita sia-siakan. Alhamdulillah saya juga bisa lulus tepat waktu. 

Lalu pertanyaannya mungkin bagaimana jika kita melanggar atau tidak bisa memenuhi semua kewajiban itu. Apakah langsung dicabut atau bagaimana?. Semuanya memang tergantung dari tingkat kesalahan yang kita lakukan. Contohnya saja jika kita diwajibkan mendapatkan IP 3,0 lalu tiba-tiba kita malah mendapat IP 2,5. Niscaya pihak kampus tidak serta merta memutuskan status beasiswa bidikmisi kita. Akan ada evaluasi dan pembinaan, agar IP tersebut bisa naik. Kalau di Unnes sendiri, ada yang namanya Tutor Sebaya. Hal itu untuk membina mahasiswa bidikmisi yang IPnya dibawah standar. Tentunya pihak kampus akan dengan bijak memberikan keputusan. Jadi jangan terlalu takut dan terbebani sebagai penerima bidikmisi. Lakukan saja yang tebaik, nikmati perjalanannya, niscaya semua akan berjalan dengan baik.

Perjalanan semester 1 ke semester 8
Tidak dipungkiri bahwa akan ada banyak hal yang tidak bisa kita duga-duga sebelumnya. Akan ada banyak kejadian dan kegiatan yang baru, yang kita alami seiring berjalannya semester demi semester sebagai mahasiswa bidikmisi. Dimana di semester awal kita menjadi seorang adik dari kakak-kakak angkatan. Lalu di semester berikutnya kita menjadi kakak dari adik-adik angkatan. Seorang kakak yang pastinya akan ditanyai banyak hal oleh adik-adik angkatan kita. Termasuk juga sebagai seorang mahasiwa bidikmisi.

Dalam perjalanan tiap semester tersebut, tentunya ada beberapa cobaan yang datang pada mahasiswa bidikmisi. Diantaranya mungkin yang berkaitan dengan jatah biaya hidup, ada kalanya memang jatah perbulan itu akan datang telat. Tidak terberikan sesuai tanggal dan waktunya. Bisa jadi karena perekonomian Indonesia itu sendiri, atau bergantinya sistem pembayaran di kampus, atau berbagai hal yang bisa menyebabkan hal itu terjadi. Maka saran saya adalah kita harus bisa menyisihkan uang yang kita punya untuk berjaga-jaga. Jadi dikala dana living cost itu telat, maka kita tidak terlalu kebingungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Closing :
Oke demikian, sedikit pengalaman yang bisa saya sampaikan sebagai seorang mahasiswa bidikmisi. Semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Bisa bermanfaat bagi adik-adik yang ingin menjadi mahasiswa bidikmisi. Atau bagi mahasiswa bidikmisi yang kini masih dalam perkuliahan. Jika ada pertanyaan, saran dan masukan. Silahkan berkomentar di bawah atau inbok ke saya langusng. Salam alumni bidikmisi 2010. 

0 Response to "Pengalaman Menjadi Mahasiswa Bidikmisi"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.