Hargailah Peran Seorang Guru, Jika Ia Menghukum Tentu Itu Ada Maksud Dan Latar Belakangnya

Akhir-akhir ini sering tersiar kabar bahwa banyak guru yang dilaporkan ke polisi karena telah menghukum seorang murid. Entah hanya karena mencubit sang murid, menggunting rambutnya yang panjang atau beberapa hal lain lagi yang dianggap sebagai perbuatan yang menyalahi aturan. Sehingga rasanya terdengar miris sekali, jika sosok seorang guru dengan mudahnya dilaporkan ke polisi. Hanya demi menjalankan tugas dan fungsinya sebagi pengajar dan pendidik.


Murid dicubit, orang tua tidak terima karena merasa itu adalah sebuah tindak kekerasan pada anak. Jika memang itu sebuah kekerasan, tentu juga seorang guru telah memikirkannya. Tidak asal mencubit atau tiba-tiba mencubit-cubit siswanya. Itu namanya guru kurang kerjaan atau rada-rada aneh. Seorang guru kemungkinan besar mempunyai latar belakang kenapa harus mencubitnya. Apakah sang murid sudah melakukan kesalahan berulang kali, atau sang murid telah melakukan kenakalan yang harus dihentikan dengan cubitan sederhana itu. Tentu niatnya bukanlah sebagai tindak kekerasan. Karena pada ujungnya sang guru berharap dengan dicubit seperti itu, sang murid tidak akan mengulangi perbuatan atau kesalahan yang sama untuk kedua kali. Hal ini adalah langkah represif yang dilakukan oleh seorang guru. Tindakan yang dilakukan setelah sebuah peristiwa terjadi sebagai respon kepedulian sang guru kepada muridnya.

Murid dimarahi dan dibentak, dianggap sebagai bentuk kekerasan emosional yang mengganggu psikologis anak. Hal ini juga tentunya sama seperti diatas, guru pun tidak asal marah-marah kepada muridnya. Itu namanya guru gila, jika tiba-tiba tanpa alasan yang jelas langsung marah-marah kepada muridnya. Ada sebab musabab kenapa sang guru harus memarahi anak didiknya. Dalam proses pembelajaran tentu tidak selalu berjalan sesuai yang direncanakan. Ada kalanya sang murid ramai sendiri, ada kalanya sang murid justru bertengkar dalam kelas, dan bahkan sang murid melakukan tindakan-tindakan yang tak seharusnya ia lakukan. Tentu hal itu banyak terjadi, kita semua tentu pernah menjadi seorang murid. Kita pernaha melakukan suatu kenakalan, entah itu besar atau kecil. Tentu semuanya da konsekuensinya, jika kenakalan-kenakalan itu dibiarkan tentu kenakalan itu justru akan semakin menjadi-jadi. Jika demikian, tentu guru yang akan disalahkan lagi.

Murid dirapikan rambutnya, dianggap sebagai perbuatan yang tidak menyenangkan. Lalu sang orang tua melaporkan sang guru ke kantor polisi. Bukankah memang tugas seorang guru untuk membuat anak didiknya rapi. Jika memang tidak seseuai aturan sekolah, maka itu harus dirapikan. Awalnya memang disertai peringatan, jika tidak didengar tentu sang guru akan mengambil tindakan. Ini justru sebenarnya menjadi tanggung jawab moral seorang guru. Agar muridnya menjadi murid yang tanggung jawab terhadap peraturan sekolah yang ada. Karena sering kali orang tua yang justru kurang perhatian kepada anak-anaknya. Mereka terlalu sibuk bekerja dan lupa akan peraturan-peraturan sekolah untuk anaknya. Sehingga tat kala sang anak melapor mengadu manja kepada orang tuanya, orang tua justru mengiyakan semua aduannya.

Seharusnya memang ada komunikasi dua arah antar orang tua dan guru agar tidak terjadi miss persepsi dan miss komunikasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Karena guru pun tak selamanya bisa mengajar dengan baik, ada kalanya ia salah. Orang tua pun demikian. Perlu adanya komunikasi, agar tercipta toleransi yang disepakati bersama. Sejatinya tujuan orang tua dan guru itu sama, gar menjadikan sang murid berpendidikan. Tidak hanya dalam sisi akademisnya, namun juga akhlak dan moralnya.

Menjadi seorang guru memanglah dibayar ataupun digaji, namun janganlah terlalu banyak menuntut ia karena telah menerima bayarannya. Walau sama-sama sebuah pekerjaan seperti pekerjaan lain diluar sana, ada sisi lain bahwa tanggung jawab seorang guru itu sangatlah besar. Bagaimana ia akan menjadikan muridnya berpendidikan di akal dan sikapnya. Jadi jangan asal bilang bahwa seorang guru telah dibayar, maka harus mengikuti apapun perintah kita yang membayarnya. Lalu jika seorang guru mengembalikan anak kita, apakah kita bisa mendidiknya sendiri. Mari bersama memajukan pendidikan negeri ini, jangan asal saling menyalahkan karena hal itu tidak sesuai yang kita harapkan. Hormatilah peran seorang guru, darinya lah anak-anak bangsa dididik untuk membangun bangsa ini. 

0 Response to "Hargailah Peran Seorang Guru, Jika Ia Menghukum Tentu Itu Ada Maksud Dan Latar Belakangnya"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.