Mengajak Jalan-Jalan Sang Istri, Walau Dekat Terpenting Memang Waktu Spesial Bersamanya

Mengajak Jalan-Jalan Sang Istri, Walau Dekat Terpenting Memang Waktu Spesial Bersamanya

Hari minggu lalu, 1 April 2018. Pagi itu terasa istimewa seperti biasanya, dimana sekarang aku sudah mempunyai seorang istri yang kulihat wajahnya saat aku terbangun pagi. Sebuah hari dimana paginya aku sudah diajak bersarapan pagi dengan sepiring nasi tewel dengan istri tercinta. Memang rasanya berbeda, dahulu saat belum menikah saat pagi banyak waktuku yang kuhabiskan di ranjang untuk tidur,  di depan laptop untuk ngeblog atau fesbukan atau di depan TV untuk menonton berita olahraga. Sekarang pagi-pagi sudah bercanda tawa ria di depan segelas teh dan sepiring sarapan.

Hari itu berlanjut dengan kuajak dirinya ke sawah, tak lain adalah sawah mertuaku sendiri. Ia nampak riang melihat padi yang menguning dan beberapa gelatik yang berterbangan ingin hinggap untuk memakan padi. Nampak pula para petani yang sibuk berteriak mengusir gelatik-gelatik itu agar tak memakan padi mereka. Terlihat istriku begitu bahagianya, ia memang jarang ke sawah. Hari-harinya banyak terhabiskan di sekolahan tempat ia mengabdi, MA Miftahul Ulum Tambakromo. Rasanya memang damai, saat kita bisa menikmati alam. Beda rasanya saat kita penat dan sibuk dengan hiruk pikuk orang kantoran.

Pagi itu berlanjut, ku ajak ia jalan-jalan ke sebuah pedukuhan di ujung selatan kecamatan Tambakromo. Sebuah pedukuhan yang berada di atas pegunungan. Dukuh Slening, ternyata ia belum pernah kesana.  Ia nampak antusias menikmati perjalanan ke Slening itu, jalanan yang dipenuhi pohon-pohon jati serta hamparan persawahan yang luas. Terjumpai pula di jalan, beberapa anak yang sedang basah kuyup yang menandakan mereka baru saja mandi di sungai. Tak disangka, diantara mereka adalah anak-anak yang biasanya mengikuti les di Bimbel Brilian   yang aku dan istri kelola. Nampak senyum ramah dari mereka, serasa tak menyangka kalau mereka dapat bertemu dengan kami. Jadi merasa salut dengan mereka, jauh-jauh berkilo-kilo meter untuk bisa datang ke les-lesan dari tempat tinggal mereka untuk belajar.

Pagi itu rasanya bahagia, aku bisa mengajaknya sampai ke tempat yang belum pernah ia kunjungi. Bukan masalah tempatnya yang istimewa, namun kebersamaan untuk sampai kesana. Hingga lanjut saat siangnya, ku ajak dia jalan-jalan lagi. Kali ini benar-benar ke wahana wisata, ke Bukit Pandang di Desa Duren Sawit Kayen. Sebuah tempat wisata yang menyuguhkan gardu pandang di atas perbukitan pegungungan Kendeng Pati Selatan.

Mengajak Jalan-Jalan Sang Istri, Walau Dekat Terpenting Memang Waktu Spesial Bersamanya

Ku ajak salah seorang keponakan perempuan, Nida. Anak dari kakak iparku sendiri. Agar terasa ramai ketika di tempat wisata itu. Mungkin jika terlihat, rasanya seperti sudah punya anak saja. Istriku dan Nida terlihat riang sekali kala berjalan-jalan disana, walu terlihat lelah kaki mereka dalam menyusuri jalanan perbukitan. Salah satu ungkapannya dengan Bukit Pandang itu,

"Mas, pemandanganya bagus sekali. Kelihatan semua pegunungannya."

Beberapa kali aku abadikan momen jalan-jalannya di bukit pandang ini. Sebagai sebuah dokumentasi kebersamaan untuk mengisi hari-hari membahagiakan istri. Walaupun dekat, mungkin hanya sekitar 10 Km dari desaku sendiri. Namun aku merasa, bukan tentang jauh dan dekat itu yang membuat pasangan kita merasa bahagia di tempat wisata. Namun tentang seberapa banyak waktu yang kita berikan padanya untuk berekreasi. Berapa besar waktu yang kita berikan kepadanya untuk bisa menikmati alam secara bersama-sama. 

Waktu bersama, kurasa itulah salah satu kunci kebahagian sebuah pasangan agar tetap merasa bersama. Perasaan bersama, sebuah rasa bahwa kehadiran kita untuknya dan sebaliknya kehadiran dia untuk kita. Memang untuk bisa bahagia dengan pasangan kita tidak selalu tentang tempat-tempat yang wah dengan memerlukan banyak biaya. Ada banyak tempat yang bisa kita nikmati bersama, tempat-tempat yang ada di sekitar kita sendiri. Bisa jadi diri kita hanya termakan gengsi, hingga ogah dan sungkan mengajaknya ke tempat-tempat tersebut. Hingga tak jarang kita hanya menunggu dna menjanjikan ke tempat-tempat yang jauh, menjanjikan ke tempat-tempat yang wah atau dianggap keren.  Apalagi sekarang banyak orang yang lebih mementingkan tempat-tempat yang isntagramable daripada kenikmatan jalan-jalan itu sendiri bersama pasangan. 

Mengajak Jalan-Jalan Sang Istri, Walau Dekat Terpenting Memang Waktu Spesial Bersamanya
"Bahagia jalan-jalan bersama pasangan, bahagianya bukan sekadar tentang tempat wisatanya. Namun Seberapa besar waktu kebersamaan yang bisa kita berikan padanya di tempat tersebut."

0 Response to "Mengajak Jalan-Jalan Sang Istri, Walau Dekat Terpenting Memang Waktu Spesial Bersamanya"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.