URUTAN KETIGA

URUTAN KETIGA
Edisi Cinta

Ini tentang seseorang, seseorang yang sangat istimewa, bukan pacar bukan kekasih.
Seorang gadis manis, dengan senyum yang manis.
Seorang gadis tomboy, dengan tinggi semampai.
Seorang gadis lugu, dengan berbagai sifat yang buatku tersipu malu.

Orang pertama yang mampu buatku
terbuka, rasakan kebahagiaan yang ada didada, yang buatku berharap tuk bisa berjumpa.
Tak banyak kutahu tentangnya, seseorang yang hanya beberapa kali kujumpa, walau hanya sekilas saja.
Hanya terbersit senyum kala bertemu, tak lama hanya hitungan detik itu berlalu, tapi itu justru yang buatku merindu.
Lambat laun terciptalah kata-kata, untuk bisa saling sapa, beberapa kalimat dalam bicara, tapi tetap bahagia itu yang terasa.
Dia seorang gadis idola, yang didamba orang-orang disekitarnya, tapi apalah dikata, hanya merasa beruntung ada ruang untukku dihatinya.
Cantik memang dia cantik, baik memang dia baik, manis memang dia manis, dibandinkanku yang tak seberapa.
Tapi apa jadinya jika cinta bersemi, tak banyak orang yang bisa memahami, rasa yang bisa mengesampingkan rupa fisik dan materi, jika memang cinta itu tulus dari hati.

Tulisan ini kubuat untuknya, seseorang yang pertama mengatakan bahwa aku disayanginya. Lewat beberapa kalimat yang sampai sekarang aku mengingatnya. “Kakak, tahu gak orang yang aku sayangi didunia ini. Pertama adalah ibuku, kedua adalah adik kecilku, dan kaulah yang berada diurutan ketiga”.
Tapi apalah yang bisa kuperbuat, walau sebenarnya aku juga merasakannya. Tapi kala hati berpadu dengan akal, perasaan diiringi dengan logika. Aku melihat banyak hal dalam menghargai cinta dan juga dirinya. Kusadar itu bukanlah dan belumlah saatnya.  Aku tak bisa membalasnya walau itu juga aku rasa.
Hati memang bisa disatukan, tapi jarak pasti akan memisahkan, hingga waktu sulit untuk mempertemukan. Karena tak lama aku pasti meninggalkannya, walau hati mungkin bisa bersamanya. Karena aku akan pergi jauh dari tempatnya. Aku tak ingin menyakitinya, membuat sebuah hati terluka. Cinta bukanlah mainan, yang semaunya kita berikan kepada semua orang, bukan pula sekedar coba-coba, bukan pula untuk mengisi waktu muda saja, tapi Cinta itu masa depan, Anugerah dari Tuhan yang wajib dijaga. Cinta itu hal yang mulia, maka akan mulia jika kita memuliakannya.
Setelah aku pergi, beberapa lama jauh dari tempatnya, beberapa tahun lamanya. Hingga suatu saat aku jujur padanya. “sebenarnya dulu aku juga merasa, aku juga menyayangimu. Tapi aku tidak membalas perasaan itu. Karena kutahu kita akan berpisah dan pasti sulit jalinan itu untuk dibina. Aku tak ingin menyakitimu, aku tak membalas cintamu, aku tak ingin memainkan cinta yang berharga itu, karena aku menyayangimu”
Itulah dia yang istimewa, yang punya senyum manis kala jumpa. Sebut saja dia “Keysa”.

0 Response to "URUTAN KETIGA"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.