Permataku Yang Hilang

Permataku Yang Hilang
image : pixabay.com

Permataku Yang Hilang
oleh Sahal Mahfud

Kemalangan hati seorang pemuda yang melarat hati dari asal dia dilahirkan, merengek menghinakan diri memohon belas kasih dari seorang gadis yang dia cintai. Kau balas dengan kejam, “kau miskin aku pun miskin hidup tidak akan bahagia bila tidak beruang”. Maka itu kau pilih kehidupan yang lebih senang mentereng cukup uang berenang di dalam emas bersayap uang kertas. Kau pilih lelaki yang kaya raya beradat, berlembaga, dan berketurunan. Kau kawin dengan dia, kau bilang sendiri padaku bahwa perkawinan itu bukan paksaan dari orang lain tapi pilihan hatimu. Hampir saya mati menanggung cinta, dua bulan saya tergeletak di tempat tidur. Kau datang jenguk aku dalam sakitku menunjukkan bahwa tangganmu telah berhena serta di jari manismu telah bercincin bahwa kau telah menjadi milik orang lain.

Siapakah yang kejam? siapakah yang menghalangi seorang anak muda yang bercita-cita tinggi untuk mencintai seseorang? Tetapi sekarang terbuang jauh. Hilang harapan sehingga dia akhirya hanya menjadi orang yang tertawa di hadapan umum dan menangis dibalik tirai. Bukankah engkau yang meminta di dalam suratmu agar cintaku dihapus dan dilupakan diganti dengan persahabatan yang kekal. Permintaan itulah yang saya pegang teguh sekarang. Kau bukan kekasihku, tunangan ku, bukan istriku juga. Tapi sekarang kau janda orang lain, maka dari itu secara seorang sahabat bahkan secara saudara saya akan pegang teguh janji saya dalam persahabatan itu. Sebagaimana teguhnya saya memegang cinta saya dulu. Jangan mau menumpang hidup pada saya yang tak berketurunan ini, kau akan kukembalikan ke keluargamu yang beradat. Pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa.

0 Response to "Permataku Yang Hilang"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.