Ketika Ditanya, Kamu Kuliah Mau Jadi Apa? Lalu Kita Harus Jawab Apa?


Ketika Ditanya, Kamu Kuliah Mau Jadi Apa? Lalu Kita Harus Jawab Apa?
pixabay.com

Teringat dahulu ketika masa-masa di akhir SMA. Masa dimana kelulusan akan segera tiba. Saat diri ini harus melepas seragam putih abu-abu yang telah tiga tahun terpakai. Hingga mulai menatap cerita baru setelah lulus nanti. Apa gerangan yang akan kulakukan? Apa yang sekiranya akan kita kerjakan? Apa yang ingin kita perjuangkan ke depan nanti? Kerja? Nganggur? Kuliah?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti di atas tidak akan terbersit bagi siswa-siswa yang berasal dari kategori orang yang punya banyak harta. Mau kerja silahkan, mau kuliah juga akan diberikan dukungan penuh. Namun beda lagi bagi kita yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja atau dari keluarga yang hidupnya pas-pasan atau bahkan serba kekurangan. Keluarga yang ketika memikirkan biaya saat SMA sering nunggak, sering mengharap ada bantuan, atau mungkin selalu berharap keringanan. Nyatanya, memang aku dan banyak siswa di Indonesia ini yang seperti demikian. Kami bukan siswa-siswa yang masa depannya sudah terjamin akan gemilang. Kami bukanlah siswa-siswa yang setelah lulus langsung turut mendaftar di perguruan tinggi ini dan itu. Kami juga bukan siswa-siswa yang jika merengek minta dikuliahkan langsung dikabulkan. Justru jika berharap bisa kuliah, bisa jadi harapan itu seolah akan menjadi bomerang bagi diri sendiri. Akan ada berbagai pertanyaan yang muncul di depannya. Kuliah? siapa yang membiayai? siapa yang bisa membantu orang tuamu? bagaimana nasib adik-adikmu? dan berbagai pertanyaan lain.

Hingga pertanyaan yang begitu terngiang ketika kita berharap kuliah, "Kamu kuliah mau jadi apa?"

Seolah pertanyaan itu memang terdengar biasa saja, pertanyaan wajar yang pastinya butuh jawaban mudah. Bisa kita jawab dengan beragam profesi dan pekerjaan. Namun bukan sesederhana demikian. Pertanyaan semacam itu seolah memberi isyarat, "Mengapa kamu harus repot-repot kuliah, tanpa kuliahpun kamu bisa sukses."

Aku sendiri bingung jika ditanya demikian. Mengapa diri ini sangat bersikukuh untuk kuliah. Walau keinginan itu seperti pungguk yang merindukan bulan. Begitu berat di tengah keterbatasan yang ada. Aku mendaftar kesana-sini, mencari beasiswa berharap mendapat jalan bagi diri. Walau hasilnya di awal sering mengalami kegagalan yang membuat sakit hati. Rasanya ingin sekali menyerah dibalik semua jerih payah. Ingin protes dengan keadaan dibalik semua keterbatasan. Namun akhirnya sadar diri, bahwa semua ini memang ujian bagi diri ini. Yakin bahwa akan ada jalan untuk segenap cita-cita dan mimpi.

"Kuliah mau jadi apa?"

Aku pun tak bisa menjawab dengan tegas ketika pertanyaan itu mengarah padaku, mungkin kalian juga. Mengapa? karena di saat itu tentu saja kita tidak bisa berkata lebih, kita belum bisa apa-apa. Bisa jadi saat kita beralasan dan mengungkapkan berbagai mimpi-mimpi  kita, yang kita dengar bukankah kepuasan orang yang bertanya. Namun justru senyum sindiran atau berbagai ocehan yang meremehkan diri kita. Hal itu justru lebih menyakitkan, apalagi jika yang melakukannya adalah orang-orang di lingkaran dekat kita. Bisa itu keluarga kita sendiri atau teman-teman dekat kita. Lalu apa yang harus kita katakan? diam? atau memberikan alasan yang lebih logis? agar bisa didukung atau setidaknya kita bisa disemangati untuk mengejar impian kita itu. Hal yang aku lakukan kala itu, aku tidak memberikan berbagai alasan dan ungkapan. Biarlah orang lain berkata apa, aku hanya punya keinginan dan aku akan memperjuangkannya. Daripada aku terbawa arus dan tidak berani mengusahakan apa yang ingin aku kejar. Lebih baik aku berusaha semampu diri, gagal dan berhasil itu urusan belakangan. Toh, semua usaha tentunya akan memberikan dampak. Entah itu dampak keberhasilan atau sekadar banyaknya pengalaman yang bisa membuat kita lebih cermat lagi dalam berjuang.

"Kuliah mau jadi apa?"

Sebenarnya, menurutku pertanyaan itu bukanlah suatu yang mendesak untuk kita jawab sesegera mungkin. Mau dijawab seperti apapun, jika kita tidak berusaha dengan baik mengejar beragam impian, maka hal itu pun serasa sia-sia. Fokus saja untuk memperjuankan keinginan-keinginan kita. Terlepas dari segenap komentar dan ocehan orang lain, kita hanya perlu jadi yang terbaik untuk meraih keberhasilan. Jika kita bisa kuliah dan lulus nanti, tentunya akan lebih banyak komentar datang. Jika kita terlalu memikirkan komentar orang, isi hati dan kepala kita bisa pusing dipenuhi rasa kesal dan jenuh. Lebih baik tetap menatap masa depan dengan cara kita sendiri. Nyatanya kebahagiaan diri kita itu memang harus kita usahakan sendiri. Keberhasilan yang kita peroleh pun harus kita perjuangkan sendiri. Ntah nanti setelah kuliah akan jadi apa, setidaknya diri kita telah mencoba mengusahakan satu langkah untuk bisa menatap masa depan yang lebih cerah. Kuliah bukan akhir sebuah pencapaian, namun sebagai batu pijakan yang bisa membuat kita melihat banyak pintu keberhasilan yang akan kita usahakan selanjutnya. Semangat.



0 Response to "Ketika Ditanya, Kamu Kuliah Mau Jadi Apa? Lalu Kita Harus Jawab Apa?"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.