Pak Agung Kuswantoro, Seorang Dosen yang Begitu Menginspirasiku dalam Menulis

Pak Agung Kuswantoro, Seorang Dosen yang Menginspirasiku dalam Menulis
Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.
Aku ingin bercerita tentang salah seorang yang banyak menginspirasiku, sosok dosen yang begitu memotivasiku dalam hal menulis. Beliau adalah Agung Kuswantoro, seorang pria yang terlahir dari kabupaten Pemalang 7 November 1982. Sosok yang mulai aku kenal ketika beliau menjadi dosenku sewaktu kuliah di Universitas Negeri Semarang. Beliau yang banyak mengampu mata kuliah tentang kearsipan, sehingga beliau memang sering aku temui pada prodi kuliahku, Pendidikan Administtrasi Perkantoran.

Sebagai seorang mahasiswa, aku dulunya juga tak punya hubungan khusus dengan beliau. Layaknya antara dosen dan mahasiswa, hanya sebatas saling interaksi ketika kuliah saja. Namun ketika aku terjun di dunia keorganisasian, bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Aku akhirnya sering bertemu dengan dengannya. Karena beliau menjadi dosen pembina di organisasi tersebut. Sering bertemu, sering konsultasi bahkan sering merepotkan beliau. Pernah pula suatu kejadian, diriku benar-benar kena marah olehnya. Ketika diriku ngotot minta tanda-tangan untuk sebuah laporan kegiatan yang diadakan organisasi, kebetulan waktu itu beliau sudah akan pulang kantor. Sore hari, di ruang dosen akhirnya aku mendapatkan banyak ceramah darinya. Sebagai maba yang bandel, aku pun hanya manggut-manggut dan merasa memang aku yang salah. Namun mungkin sejak saat itu, aku merasa menjadi lebih dikenal beliau. Hehehe, walau mungkin dikenal sebagai maba yang tak tahu diri.

Dalam perkuliahan, ternyata banyak mata kuliah yang diampu beliau di prodiku. Sehingga memang akhirnya aku tahu bahwa Pak Agung adalah seorang penulis buku. Banyak buku di perkuliahan yang ternyata adalah karangan beliau sendiri. Disini aku pun mulai tertarik untuk belajar menulis darinya. Aku mulai bertanya-tanya tentang dunia kepenulisan dengannya. Ternyata beliau mau memberikan banyak informasi padaku dengan begitu sabarnya. Padahal dulu pernah kubuat beliau begitu marah padaku. Ia mengenalkanku tentang mengirim cerita dan artikel ke media cetak, ia tunjukkan beberapa tulisannya kepadaku yang sudah di publish di beberapa media. "Seperti ini lho gus, ini dan ini.". Wow ternyata banyak juga pikirku, ini keren. Beliau juga yang mengenalkanku dengan media online yang bisa melatihku dalam membuat tulisan, ia menyuruhku membuat akun di Kompasiana. Mencoba membuat tulisan disana, setelah terpublikasi ia pun memintaku mengamati respon pembaca disana. Apakah dibaca banyak orang, apakah diminati, apakah bisa jadi trending, dan sebagainya. Jika bisa sampai trending, ia pun memujiku setinggi langit. Aku serasa telah menjadi penulis yang sudah pro dan hebat. Haha.

Membuat sebuah buku, berhasilnya diriku menyelesaikan sebuah novel pertamaku juga berkat beliau. Berawal dari berkunjung ke rumah beliau, ia bercerita tentang buku-bukunya, bagaimana ia menulis buku, dimana buku itu diterbitkan, serta cerita keuntungan-keuntungan menjadi seorang penulis. Salah satu kalimat yang begitu aku ingat dari ucapan beliau, kurang lebih intinya seperti demikian.

"Tak usah berpikir tentang berapa keuntungan uang yang akan kau dapatkan ketika membuat sebuah buku, berapa buku yang terjual, berapa jumlah yang telah terbit. Namun ketika dirimu sudah jadi penulis, kau akan dikenal banyak orang. Mungkin disitulah yang justru akan menjadi jalan rejekimu."

Hal ini memang benar ternyata, ketika kita sudah dikenal banyak orang. Ada job sana-sini yang seolah datang sendiri, ada banyak muncul isnpirasi baru untuk dieksekusi, ada peluang-peluang baru yang terbuka, dan lain-lain.

Kembali ke berkunjung ke rumah beliau tadi, ada salah satu momen yang pertama kali memotivasiku bahwa aku bisa membuat sebuah buku. Mungkin beliau juga tanpa sadar telah memotivasiku karena itu. Momen itu adalah ketika beliau memperlihatkan cara ia membuat draft tulisan yang akan ia selesaikan menjadi sebuah buku. Seperti sebuah kerangka daftar isi dalam sebuah buku, tema ini dan ini, membahas ini dan ini. Melihat itu di layar komputernya, aku jadi berpikir "Wah kalau seperti ini, pasti aku juga bisa membuat sebuah buku."

Aku pun bercerita pada beliau tentang banyaknya tulisan yang aku punya, tulisan-tulisan yang punya potensi untuk dijadikan menjadi sebuah buku. Respon beliau luar biasa, "Segeralah susun, nanti biar aku pandu dan koreksi". Kira-kira demikian motivasi singkat dalam ucapannya, aku pun jadi sangat bergairah untuk mengumpulkan tulisan-tulisanku, menyeleksinya, mengeditnya, lalu membukukannya. Siang malam aku semangat mengedit dan merapikan tulisan yang ada. Di sela-sela jadwal kuliah dan organisasi yang padat. Taraaaa, setelah beberapa bulan dan jadilah boooom. Sebuah draft buku pertama yang berhasil aku selesaikan. Berjudul "Emak, Aku Ingin Kuliah".

Beliau begitu antusias melihatnya, membacanya dan meberikan saran dengan berbagai sudut pandang. Lalu tak berselang lama, beliau membantuku dalam proses penerbitannya. Aku diminta mencoba ke beberapa penerbit besar, coba lagi dan coba lagi, beberapa kali dan hasilnya haha masih di tolak juga. Espekstasiku yang mengira mudah dalam menerbitkan buku jadi ambyar juga, ternyata sulit jika harus tembus penerbit mayor. Akhirnya beliau berinisiatif untuk diterbitkan ke penerbit indie yang selama ini jadi partnernya. Mencoba mengajukan draft bukunya ke penerbit, menunggu beberapa hari bahkan minggu. Hingga akhirnya dapat kabar bahwa buku yang kubuat akhirnya layak cetak. Wow senang sekali rasanya, akhirnya sebelum lulus kuliah aku sudah mempunyai sebuah karya. Seperti inilah penampakkannya.

Pak Agung Kuswantoro, tak lupa beliau memberikan ulasan di dalam buku pertamaku itu. Sebuah kumpulan tulisan perjalananku untuk bisa kuliah, kisah nyata yang aku alami dalam meraih harapanku. Cerita itu menjadi terbukukan hingga menjadi sebuah novel, tak lain itu adalah berkat peran besar dari dosen kebangganku ini.

Pada tulisanku ini, aku pun ingin mengucapkan dan mendoakan. Semoga Pak Agung bisa terus berkarya dan mengisnpirasi banyak orang. Semoga beliau sekeluarga selalu dikarunia kesehatan. Semoga Allah Ta'ala melimpahkan rahmat dan balasan berlimpah atas semua jasa baiknya kepada banyak orang.

Tertanda dari mahasiswamu yang dahulu begitu bandel dan mungkin juga menjengkelkan, namun akhirnya bisa mulai melangkah mengikuti jejak-jejakmu sebagai penulis,

Agus Joko Prasetyo.
Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2010

0 Response to "Pak Agung Kuswantoro, Seorang Dosen yang Begitu Menginspirasiku dalam Menulis"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.