Suka Duka Menjadi Mahasiswa Bidikmisi


Kali ini aku ingin bercerita tentang suka duka menjadi mahasiswa bidikmisi. Mungkin ceritaku ini bisa menjadi referensi bagi sobat-sobat semua yang ingin mendaftar bidikmisi. Kusadari memang belum banyak para penerima bidikmisi atau alumni penerima bidikmisi yang membagikan kisah-kisah mereka di dunia maya. Hingga bagi yang membutuhkan informasi masih banyak yang bertanya-tanya. Apa sih enaknya jadi mahasiswa bidikmisi, serta apa sih tidak enaknya menjadi mahasiswa bidikmisi. Apa sih suka duka menjadi seorang mahasiswa bidikmisi.

Mungkin pertama-tama saat kita mendengar tentang bidikmisi, hal yang pertama terbayang adalah bisa kuliah gratis. Kuliah dibiayai oleh negara. Hal itu juga yang aku rasakan dahulu kala ketika mencari informasi tentang bidikmisi. Ehm-ehm, malah enak untuk yang sekarang dimana banyak informasi tentang bidikmisi sudah tersebar luas. Dahulu pada tahun 2010, aku hanya bisa mempelajarinya di buku pedoman bidikmisi. Maklum saja, karena pada tahun 2010 itu adalah tahun pertama beasiswa bidikmisi dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan kalau sekarang, bidikmisi sudah mencetak alumni banyak sekali. 

Oke aku kira cukup intermezonya, mari kita membahas tentang suka duka menjadi mahasiswa bidikmisi berdasar pengalamanku yang mendapat beasiswa bidikmisi di Universitas Negeri Semarang ( Unnes ). 

Bagian sukanya, ehm lebih enaknya disebut bagian yang membuat kita merasa beruntung.

1. Tentunya kuliahnya memang benar-benar gratis

Bagi yang ragu  untuk daftar bidikmisi karena takut banyak bayar-bayar, perlu sobat tahu bahwa ketika berhasil mendapatkan bidikmisi maka kuliah kita benar-benar digratiskan. Biaya semesteran dan biaya-biaya di awal masuk digratiskan pula.
2. Mendapat jatah biaya hidup perbulan.

Sudah bisa kuliah gratis, eh perbulannya diberi jatah uang untuk biaya hidup. Pas jamanku dulu sih mendapat Rp. 600.000,- setiap bulannya. Entah kalau yang sekarang, mungkin sudah naik lagi. Jika bisa irit tentu uang sebesar itu bisa cukup, dulu malahan aku masih bisa menabung. Padahal aku tidak meminta jatah uang dari rumah.

3. Sering diberikan banyak pelatihan dan acara khusus.

Saat menjadi mahasiswa bidikmisi, dulu aku dan kawan-kawan sering kali diberikan banyak pelatihan. Hingga mungkin tak terhitung jumlahnya, sampai-sampai terkadang jadi bosan juga saking banyaknya. Tentunya hal ini bisa secara langsung menambah soft skill yang kita miliki. Dampaknya, bisa menambah kemampuan kita setelah lulus nanti.

4. Begitu diistimewakan oleh pihak kampus

Entah mengapa rasanya dahulu aku serasa diistimewakan oleh pihak kampus. Jika ada acara-acara penting di kampus, kita-kita para mahasiswa bidikmisi kerap kali diundang untuk datang.

5. Bertemu banyak teman seperjuangan, begitu menambah semangat.

Akhirnya kita ditemukan dengan orang-orang yang sesemangat kita dalam mengejar cita-cita. Kita dipertemukan dengan orang-orang yang sebenarnya terbatas dalam segi biaya, namun begitu semangat ingin terus belajar. Hal ini rasanya begitu luar biasa sekali, kita menjadi tidak merasa sendiri. Karena orang-orang seperti kita itu memang jumlahnya sangat banyak di negeri ini.

6. Jalan meraih cita-cita terasa semakin terbuka lebar

Bisa kuliah dan merasakan bangku perguruan tinggi rasanya begitu bahagia sekali. Beragam cita-cita yang ada di benar kita serasa nantinya bisa kita wujudkan. Walaupun tentunya akan ada banyak tantangan lain kedepannya, tak semudah membalik telapak tangan. Namun dengan kuliah ini, rasanya semakin menumbuhkan berbagai harapan yang dahulu sempat terasa hanya sebuah angan-angan belaka.

Bagian dukanya, hehehe bukan duka sih. Kurasa bagian tentang tantangan dan cobaannya.

1. Sering diwajibkan kegiatan ini dan itu

Menjadi mahasiswa bidikmisi, dahulu sering kali diwajibkan banyak kegiatan. Seperti di atas, ada pelatihan, seminar, workshop, upacara dan lain-lain. Banyak sih yang memang bermanfaat, namun masalahnya kadang kala memang berbenturan dengan waktu kuliah atau yang paling nyesek adalah jika kegiatan itu diwajibkan di masa-masa liburan.
2. Harus konsisten menjaga IPK sesuai standar

Namanya juga mendapat beasiswa, kita tentunya akan diberikan standar tentang prestasi akademik kita. Kita harus bisa menjaga prestasi akademik kita agar bisa tetap melanjutkan status kita menjadi penerima bidikmisi. Selain tentang IPK ada lagi lho, dulu sih kira-kira ada 8 poin utama. Ini artikel yang pernah aku buat terkait 8 poin itu, DELAPAN POIN KONTRAK BIDIKMISI- Catatan Sang Bidikmisi Ke-3

3. Kadang kala dinyinyirin yang pedih oleh mahasiswa reguler

Selain berurusan dengan pihak kampus, tentunya kita akan berhadapan dengan mahasiswa lain. Kadang kala kita akan mendapatkan beragam komentar dan pendapat dari mahasiswa reguler. "Enak ya jadi bidikmisi gratis? ih mahasiswa bidikmisi kok seperti ini? kamu dapat bidikmisi kok prestasinya biasa-biasa saja? kamu kok sikapnya seperti ini dan itu?"

Kira-kira kalimat seperti itulah yang aku dengar dahulu, ya intinya untuk menghadapi itu ya harus sabar dan tabah saja. Hadapi mereka dengan senyuman, hehehe.

4. Menjadi sorotan para dosen

Hal ini juga menjadi sebuah tantangan tersendiri, ada beberapa dosen yang akan mengetes wawasan para mahasiswa dipilah dari penerima beasiswa bidikmisi dahulu. Wajar saja, karena memang para penerima beasiswa itu ya pantas diberi predikat sebagai mahasiswa yang lebih pandai dari yang lain. Walau kenyataannya, tak semuanya seperti demikian. Banyak mahasiswa reguler yang jauh lebih pandai. Maka dari itu, sebagai penerima beasiswa kita harus siap dengan tegar jika menghadapi peristiwa yang demikian.

5. Merasakan dilema ketika ada acara yang diwajibkan sedangkan ada kuliah pula.

Karena kita sejatinya sangat takut jika status bidikmisinya dicabut, kita tentunya berusaha setaat mungkin untuk mengikuti setiap kegiatan yang diwajibkan. Kita khawatir sekhawatir-khawatirnya jika sewaktu-waktu beasiswa kita diberhentikan karena kerap tidak mengikuti acara yang diwajibkan. Masalahnya jika hal itu berbenturan dengan waktu kuliah. Jika dosen pengampunya enakan, mungkin kita bisa izin untuk tidak hadir. Atau memilih kuliah, daripada ikut kegiatan. Masalahnya jika kegiatan yang diwajibkan itu begitu penting, namun dosen pengampu mata kuliah itu juga dosen yang sangat "killer", hehehe istilah bagi dosen yang begitu ditakuti mahasiswa karena berbagai sikap tegasnya.

Oke demikian yang bisa saya ceritakan, semoga menambah informasi bagi sobat semua yang ingin mendaftar bidikmisi. Ea baca juga artikel ini, ini tak kalah sering ditanyakan para siswa yang ingin daftar bidikmisi . "Hal-Hal yang Menyebabkan Beasiswa Bidikmisi Dicabut."

0 Response to "Suka Duka Menjadi Mahasiswa Bidikmisi"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari Blog Mas Agus JP Melalui Email Anda.